Persaingan harga sepeda motor di Indonesia
Definisi / Pengertian Harga (Price)
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
Harga menjadi salah satu strategi bersaing dalam industri sepeda motor di Indonesia. Pada jenis sepeda motor yang pangsa pasarnya terbesar yakni jenis bebek, perbedaan harga hingga tahun 2008 terletak pada harga terendah dan tertinggi.
Harga terendah motor H adalah Rp.10.600.000,- sementara pesaingnya yakni motor Y dan motor K masing-masing adalah Rp.11.500.000,- atau sebesar 8,5 persen.
Sementara itu, untuk harga tertinggi H mencapai Rp.16.100.000,- sedangkan Y dan K masing-masing sebesar Rp.15.050.000,- dan Rp.14.800.000,- atau sebesar 7 persen dan 8,8 persen.
Motor H terlihat ingin memperkuat segmen konsumen bawah dengan harga yang paling rendah. Hal ini sesuai dengan strategi H sebagai produsen sepeda motor yang ekonomis. Dengan rentang harga yang paling lebar dan jumlah produk terbanyak di kelas ini yakni mencapai 6 model, H juga terlihat ingin mengambil pasar yang lebih luas.
Sementara motor Y dan K tidak menggunakan harga yang lebih rendah sebaga strategi untuk bersaing. Rentang harga produk Y dan K juga tidak terlalu lebar sehingga terlihat mereka lebih fokus pada konsumen yang sedikit di atas segmen konsumen lapis paling bawah. Jumlah model yang lebih sedikit yakni masing-masing Y 5 model dan K 4 model juga mencerminkan strategi harga yang diterapkan.
Pada tahun 2009, H akan menaikkan harga terendahnya pada level yang sama yakni menjadi Rp. 11.600.000,- yang ditempuh dengan menghentikan produk termurahnya yakni Fit dan evo yang bermesin 100 cc dengan dengan Abso evo yang bermesin 110 cc. Untuk jenis motor sport rentang harga antara H dan Y tidak berbeda jauh, sementara K rentang harganya cukup besar. Rentang harga H adalah antara Rp. 17.600.000,- hingga Rp. 20.900.000,- sementara Y antara Rp. 16.700.000,- hingga Rp. 19.485.000,-. K adalah Rp. 20.800.000,- hingga Rp. 54.900.000,-.
Kedua pemain ini memang merupakan pemimpin pasar sepeda motor sport yang membidik segmen utama. Dilihat dari jumlah produk, keduanya juga tidak berbeda jauh. Hingga tahun 2008 motor Y masih memproduksi tiga model yakni RX, pio Z, dan V-Ix, sementara motor H dengan dua model yakni Pro dan ger. Namun, mulai tahun 2009 motor Y akan menghentikan produksi RX yang masih memakai teknologi mesin 2 langkah. terus meningkat seiring permintaan yang juga terus tumbuh. Tingkat produksi pada tahun 2008 mencapai 6,27 juta unit.
Motor H masih menjadi produsen terbesar pada tahun 2008 dengan volume produksi sebesar 2,83 juta unit disusul motor Y dengan 2,52 juta unit. Kedua pemain ini secara bersama-sama menguasai pangsa produksi sebesar 95 persen. Sementara itu, pada tahun 2008, penjualan sepeda motor mencapai lebih dari 6 juta unit yang merupakan rekor penjualan sepeda motor di tanah air. Pertumbuhan penjualan juga tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 33,2 persen.
Table perbandingan harga motor
Merek motor | Model motor | Harga terendah | Harga tertingi | produksi | % |
Motor H | 6 model | Rp.10.600.000 | Rp.16.100.000 | 2.83 juta unit | 8,8% |
Motor Y | 5 model | Rp.11.500.000 | Rp.15.050.000 | 2.52 juta unit | 8,5% |
Motor k | 4 model | Rp.11.500.000 | Rp.14.800.000 | 2.45 juta unit | 8.3% |
Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.
3. Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial Pertumbuhan industri ini terpengaruh oleh resesi global, sehingga pada tahun 2009 pertumbuhannya diperkirakan akan tertahan sebagai akibat dari tekanan pada permintaan. Penurunan permintaan ini diperkirakan lebih banyak terjadi di daerah penghasil komoditas pertanian.
Tujuan Penetapan Harga
1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.
2. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.
3. Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.
4. Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.
5. Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Jadi industri sepeda motor nasional merupakan industri yang masih terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan masyarakat akan alat transportasi yang murah dan fleksibel. Kebutuhan masyarakat ini masih akan terus ada mengingat belum adanya sistem transportasi massal yang terintegrasi apalagi rasio kepemilikan sepeda motor di Indonesia masih tergolong rendah di kawasan ASEAN sehingga potensi di masa datang masih sangat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar