Minggu, 04 April 2010

karya ilmiah

DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN
Sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu menyelesaikan masalah melalui pendekatan ilmiah. Apa yang membedakan antara penyelesaian masalah melalui pendekatan ilmiah dan non-ilmiah (alamiah)? Ilmiah: pemecahan secara sistematik dan Non-ilmiah: pemecahan sehari-hari, bersifat rutin dan dapat dilakukan oleh siapa saja, serta hanya mengandalkan keterampilan (betapapun tingginya keterampilan tersebut).
Langkah-langkah ilmiah umumnya dimulai dengan mengamati dan mengkaji berbagai gejala, peristiwa, fenomena, atau masalah-masalah keteknikan yang harus dihadapi. Lalu kembangkan pemikiran tentang hal-hal apa yang dapat digali dari kejadian tersebut. Buatlah daftar pertanyaan: ‘apa, bagaimana, di mana, kapan, siapa, dan mengapa?. Dari situ anda dapat menemukan dan merumuskan masalah sebagai suatu langkah awal metode ilmiah. Dengan mempelajari materi ini, anda diharapkan dapat menerapkan prinsip kerja ilmiah untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Sebelum materi metode penelitian disampaikan secara utuh, pertama-tama akan disampaikan hal-hal yang berkaitan dengan langkah-langkah metode ilmiah. Diharapkan langkah-langkah ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam pengkajian masalah di bidang teknologi.

LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah upaya memecahkan masalah melalui berpikir rasional (logis) dan berpikir empiris. Hal ini dimaksudkan bahwa pemecahan masalah harus dilakukan melalui tahapan pengembangan ilmu yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan logika dan didukung oleh fakta atau bukti-bukti nyata. Berpikir rasional artinya berpikir atas dasar penalaran agar kebenarannya dapat diterima akal sehat. Oleh karena itu, dalam berpikir rasional diperlukan teori-teori yang telah teruji kebenarannya. Sedangkan berpikir empiris adalah berpikir atas dasar fakta-fakta yang terjadi sebagaimana adanya. Oleh karena itu, kebenaran dalam berpikir empiris harus ditunjukkan oleh bukti-bukti yang dapat dipercaya. Contoh pernyataan yang logis atau dapat diterima akal sehat adalah “Apabila setiap hubungan sosial dapat membentuk kemandirian seseorang, maka metode diskusi di kalangan mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah yang dihadapinya”. Hubungan kedua pernyataan tersebut dikatakan logis/rasional karena dalam metode diskusi tersirat adanya nilai hubungan sosial. Sedangkan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya termasuk salah satu dari sifat kemandirian. Contoh berpikir empiris adalah “Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) selalu diikuti dengan naiknya biaya transportasi.
Metode ilmiah pada dasarnya adalah penggabungan berpikir rasional dengan berpikir empiris. Pada hakikatnya penelitian adalah perwujudan dari metode ilmiah yakni usaha atau kegiatan untuk memecahkan masalah berdasarkan berpikir ilmiah. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah adalah :
1. Melakukan pengamatan (observasi),
2. Merumuskan masalah,
3. Menyusun kerangka berpikir,
4. Merumuskan hipotesis,
5. Memprediksi,
6. Melakukan eksperimen,
7. Menguji hipotesis berdasarkan data yang telah diperoleh
8. Menarik kesimpulan, dan
9. Melakukan eksperimen lanjutan.

1. Melakukan Pengamatan
Pada prinsipnya, pengamatan adalah suatu upaya untuk memperoleh pengertian mengenai masalah yang dihadapi. Pengamatan dapat dilakukan secara visual maupun dengan alat bantu. Gejala/fenomena/produk/metode yang akan diamati/dirancang/dibuat dapat pula melanjutkan atau mengembangkan hasil pengamatan/studi yang telah dilakukan orang lain.
2. Menemukan dan Merumuskan Masalah
Masalah adalah segala persoalan yang perlu dipecahkan secara pasti dan benar. Untuk mendapatkan masalah, kita perlu membuat pernyataan. Pernyataan dari perumusan masalah dapat disampaikan dalam bentuk pertanyaan “5W + H “ (What, Who, Where, When, Where + How). Beberapa sumber untuk memberikan inspirasi dalam merumuskan masalah penelitian dapat berupa pengalaman pribadi, pengamatan sepintas, diskusi, seminar, simposium, studi kepustakaan termasuk situs dari internet, pernyataan pemegang otoritas bidang ilmu serta perasaan intuitif berdasarkan kepakaran dari peneliti itu sendiri.
sebelumnya dapat dijadikan acuan atau kerangka berpikir untuk mengembangkan dan menemukan hal-hal baru.
4. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah berdasarkan teori dan fakta.
5. Memprediksi
Memprediksi adalah memprakirakan apa yang akan terjadi berdasarkan fakta dan hasil penelitian (fakta, data yang tersedia, sumber kepustakaan termasuk situs dari internet, dan hasil penelitian)
6. Melakukan Eksperimen
Pada tahap ini dilakukan serangkaian percobaan untuk menguji hipotesis. Tujuan eksperimen adalah untuk membuktikan hipotesis dengan didukung oleh bukti nyata (empiris) dari hasil percobaan. Misalnya pada hipotesis sebelumnya ditulis “mekanisme penguatan pada baja mangan austenitik disebabkan oleh adanya transformasi fasa dari austenit menjadi martensit bersel satuan BCC dan transformasi tersebut bukan diakibatkan oleh adanya mekanisme geser”. Benarkah hipotesis itu? Untuk mendukung atau menyangkal hipotesis tersebut, perlu dibuktikan melalui eksperimen. Eksperimen dilakukan dengan cara memeriksa baja mangan austenitik yang telah dideformasi plastis dengan menggunakan metode pemeriksaan difraksi sinar-x. Pemeriksaan melalui difraksi sinar-x akan menghasilkan kurva yang mewakili kelompok bidang-bidang atom yang kemudian diterjemahkan kedalam bentuk sel satuan. Apabila dalam sel satuan tersebut muncul sel satuan BCC, maka benarlah hipotesis tersebut bahwa mekanisme penguatan disebabkan oleh strain induced martensitic transformation. Jika tidak maka maka gugurlah hipotesis tersebut.
7. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil eksperimen. Kesimpulannya dapat menolak hipotesis atau menerima hipotesis. Menolak hipotesis berarti bahwa dugaan sementara tidak sesuai dengan hasil eksperimen. Menerima hipotesis berarti bahwa dugaan sementara sesuai dengan hasil eksperimen.
Manakah hasil eksperimen yang baik? Semua hasil eksperimen baik jika eksperimen tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah. Ditolak atau diterimanya hasil eksperimen tetap memberikan sumbangan yang berarti terhadap ilmu pengetahuan.
8. Eksperimen Lanjutan
Setelah kesimpulan dirumuskan biasanya muncul permasalahan baru yang menimbulkan hipotesis baru dan prediksi baru. Hal yang demikian memerlukan eksperimen lanjutan. Selain itu, orang lain yang tidak yakin terhadap hasil eksperimen dapat melakukan eksperimen ulang.
Eksperimen lanjutan dapat dilakukan oleh peneliti yang bersangkutan sebagai perbaikan hasil penelitian atau hal ini dapat diajukan pula sebagai saran yang dialokasikan untuk penelitian berikutnya. Dengan demikian, eksperimen lanjutan dapat dilakukan oleh peneliti lain ketika peneliti lain tersebut sedang menggali informasi yang didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya.
Demikianlah metode ilmiah dilakukan sehingga ilmu pengetahuan terus-menerus berkembang.

http://chintyasyalala.blogspot.com/2010/03/cara-mengenal-menbuat-tulisan-ilmiah.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar